Pengguna
Notifikasi
Bahasa
Isi Jurnal

Telusuri
Ukuran Huruf

UJI EKSTRAK GETAH BIDURI (Calotropis gigantea) TERHADAP SEL FIBROBLAS GINGIVA TIKUS WISTAR PADA PENYEMBUHAN LUKA

Zahara Meilawaty
  Jurnal Prodenta, Vol 1, No 2 (2013),  71-77  

Sari


Biduri merupakan tanaman obat di Indonesia, yang getahnya bisa digunakan sebagai obat sakit gigi dengan cara meneteskan getahnya pada bagian yang sakit, dan juga dapat menyembuhkan luka. Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan antar jaringan. Sebagai respon terhadap cedera/luka, fibroblas berproliferasi dan lebih aktif mensintesis komponen matriks.
Adanya proliferasi fibroblas dan serabut kolagen pada daerah luka menyebabkan jaringan di atasnya berwarna kemerahan dan luka mulai menutup. Tujuan: Untuk mengetahui potensi ekstrak getah biduri (Calotropis gigantea) terhadap jumlah fibroblast gingiva tikus wistar pada proses penyembuhan luka. Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan tikus putih strain wistar jantan sebanyak 48 ekor, umur 3 bulan. Perlukaan dibuat dengan cara melakukan punch biopsy (Ө 2,5 mm) pada mukosa gingiva rahang bawah dengan cara diputar sampai menyentuh tulang. Selanjutnya dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 12 tikus: (a) kelompok kontrol negatif (-), tidak diberi terapi; (b) kelompok kontrol positif (+), diberi ibuprofen dosis 108 mg/kg BB; (c) diberi ekstrak getah biduri 50 mg/KgBB; (d) diberi ekstrak getah biduri 500 mg/kg BB.  Tiga ekor tikus dari tiap kelompok didekaputasi pada hari ke-2, ke-4, ke-8, dan ke-15 setelah perlukaan. Selanjutnya diambil rahang bawahnya untuk dibuat sediaan jaringan untuk pengamatan histologis. Hasil : Rerata sel fibroblas tertinggi pada hari ke-2 dan ke-4 terdapat pada kelompok ekstrak getah biduri 500 mb/KgBB, sedangkan pada hari ke-8 dan ke-15 rerata sel fibroblas tertinggi terdapat pada kelompok kontrol (+). Kesimpulan : pemberian ekstrak getah biduri memiliki potensi terhadap peningkatan jumlah sel fibroblas.
Kata Kunci : Biduri, Luka, Fibroblas

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Muscle, Rub, J. 2002, Herbal Monograph.http://www.himalayahealthcare.com.

Dalimartha S. 2005, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jakarta: Trubus Agriwidya.

Hariana A. 2006, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3, Jakarta: Penebar Swadaya.

Rajesh R, Gowda, CDR, Nataraju A, Dhananjaya BL, Kemparaju K, Vishwanath BS. 2005, Procoagulant activity of Calotropis gigantea latex associated with fibrin(ogen)olytic activity. http://www.sciencedirect.com, accessed March 14 2013

Sjamsuhidajat R, Jong WD. 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.

Morison MJ. 2004. Seri Pedoman Praktis Manajemen Luka. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.

Pratiknya AW. 2000, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Edisi III, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dahlan MS. 2006, Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan ke-2, Jakarta: Arkans.

Sabiston JRD C. Buku Ajar Bedah Bagian I. Alih bahasa oleh Petrus Andrianto dan Timan I. S. 1995. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Rasik AM, Raghubir R, Gupta A, Shukla A, Dubey MP, Srivastava S, Jain HK, Kulshrestha DK. 1999, Healing Potensial of Calotropis procera on Dermal Wounds in Guinea pigs. Journal of Ethnopharmacology

Lenard L, Dean W, English J. 2000. Controlling Inflammation with Proteolytic Enzymes. http://www.allergyresearchgroup.com, Accessed May 14 2013.

Baron J. 2003. Enzymes: Part 3 of 3, http://www.rd.bcentral.com, Accessed May 14 2013

Nuringtyas.Glikonjugat : Proteoglican, Glikoprotein, dan Glikolipid. http://elisa.ugm.ac.id/files/chimera73/hEAc8NaIGlycan,Proteoglycan,%20Glycoprotein, %20 glycolipid.pdf,Accessed May 16 2013.

Johnson KE. 2011. Quick Review Histologi dan Biologi Sel, Tangerang Selatan: Binarupa Aksara.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.